Rabu, 24 Februari 2010

curhat Q

DeaR dEarY
dimanakAh s0bAt sEjati itU................???!!!!
di mAsa Q mazih mEnguncUp...
kupU maniEz itU datang...
mEmbawa Q dalam kEtEntrAman, kesEjahtEraan..., dan kbAhagiaan...
tapi kini..........
stElah Q mEkar
kupu hitAmlAh yang dtAng...
tiAdalah ia sjAti...
yang dataNg hanyA kala dkAnyA sjA...

tiadAlah tErsdiA duA tElingA
tuk luAngkan rintiH tawa Q
hAnya kErtas putih iTu...
kErtAs putih biSuuu..
Q anggap iA bErtangAn
tuk sAmbut hatiQ datAng
Q anggap iA bErpEngucap
tuk luruZkaN jalAn pikirAnQ
Q anggAp iA bErsayAp
tuk tErbangkAn pErmohOnAnQ
tapi........
tiadalah itu nyAtA...
hanyA sBataz angAn sajA...

KADO PAHIT

karya: siti masrifah

Sudah hampir satu tahun ini aku menjalin hubungan cinta dengan Kak Andi. Sampai sekarang pun Aku nggak nyangka bahwa seorang aku, Fina Anastasya Dewi,anak X IPA SMA Melati, dapat mendapatkan cinta seorang Andi Ardianto, si jago volley kelas XII Bahasa di SMA Negeri 2 Jakarta. SMAN 2 Jakarta termasuk SMA favorit di Jakarta. Kak Andi sering sekali main di rumahku, bahkan jika diitung-itung dia absent aja nggak pernah. Duh kayak absent sekolah saja…!

Malam ini aku rasa kangen banget dinner bareng sobatku,Shella. Sudah lama aku nggak jalan-jalan bareng dia. Buoleh nggak ya ma Kak Andi kalau aku ajak Shella dinner sekalian. Ku coba deh bilang Kak Andi.
“Hallo, Kak…!” Sapaku ditelefon.
“ Hallo, Fin. Ada apa?” Suaranya di seberang.
” Kak entar malem kalau aku ajak sobatku dinner ma kita boleh nggak? Sekalian aku kenalin kakak ma dia.”
“ Boleh aja. tapi sorry deh kayaknya malam ini aku nggak main dulu, soalnya temen-temenku berontak ngajak aku latihan ngeBand” Jelasnya.
“ Oh, nggak papa kok Kak. Lagian udah sering kita bareng” Ucapku bijaksana.
“ Ya udah Kak see you next time. Assalamu’alaikum…” Lanjutku disertai salam.
“See you next time too. Wa’alaikum salam…”
Ku hubungi Shella…
“ Hallo Shell, malam ini kamu ada acara nggak?” Tanyaku pada Shella, my best friend di telefon.
“ Nggak ada. Emangnya napa?”
“ Ntar malem dinner diluar yuk!” Ajakku.
“ Eh, kok gitu sih non, memangnya frienboy kamu kemana?” Tanyanya heran.
“ Nggak kemana-mana” Jawabku santai.
“ Trus?”
“ Ku Cuma ingin aja dinner ma sobatku. Dah lama nggak dinner bareng kamu. Kangen nih” Godaku.
“ wuuih, sok sayang loe” balasnya dengan gaya gaulnya.
“ Tapi, ntar kamu yang jemput ya?” lanjutnya.
“ Beres, friend!!” Tantangku.

Memang Shella belum ku kenalin dengan Kak Andi, ku sengaja buat dia penasaran. Shella juga dendam ma aku, dia nggak mau kenalin aku ma cowoknya.

* * *
Di café Ceria ini aku kalau makan ma Shella. Sedangkan kalau ma Kak Andi aku sering di café Arema, soalnya disana suasananya romantis banget.
“ Fin, gimana sih aku kok nggak dikenalin sama friendboy kamu?” Tanya Shella padaku ditengah-tengah makan.
“ Tadinya sih mau aku kenalin, dengan kuejak kamu sekalian makan ma kita, tapi karna dia ada acara, ya nggak jadi” jelasku.
Setelah puas kita makan, kita nggak langsung pulang. Tapi sebelum pulang kita mampir dulu di Toko buku Smart, Shella membeli buku IPS, memang kelemahan Shella pada pelajaran IPS. Yah walaupun kita sudah pacaran, tapi nggak lupa pelajaran. Ortukupun membatasi waktuku dengan Kak Andi, tunanganku itu.

Aku berdahabat dengan Shella sudah sejak SD. Bahkan kesukaanku ma Shella banyak yang sama, mulai dari hobby membaca cerpen misteri sampai orang yang kita suka juga sama, yaitu Dito. Tapi itu dulu, saat aku belum milik Kak Andi. Dulu ku juga sempet diem-dieman ma Shella Cuma gara-gara seorang cowok. Yang suka sih duluan aku, tapi ya ku relain buat Shella. Tepatnya aku ngalah, sampe Shella jadian dengan Dito, tapi udah lama putus, sekarang udah ganti, aku juga nggak tahu siapa cowoknya yang sekarang.

* * *
Tiap pagi kalau berangkat sekolah bareng Shella, dengan mobil Shella sih. Sedangkan kalau pulang Shella yang nebeng aku. Seperti juga hari ini aku berangkat sama Shella. Sampai sekolah aku pisah jalan, soalnya aku sama Shella nggak satu ruang , karna Shella ambil jurusan Bahasa.

“Eh, Fin, napa kamu bengong liat siapa sih?”
“ eh kamu Tik, ngagetin aku aja!” aku agak manyun memandang Tika, my classmate.
“Aku kira kamu nggak bisa kaget, kalau udah kesambet. Lihatin siapa sih?”
“ siapa aja, lagian ku mau liatin siapa aja itukan hak aku. Ku mau liatin kamu kek, setan kek, nggak masalah” belaku.
“ ya udah deh jangan marah, ni ada berita baru…”
“ berita apa?” tanyaku panasaran.
“ minggu depan Tasya ulang tahun. Nih undangannya” jelasnya seraya menyodorkan kartu undangan berwarna biru.
“ oh ya, kamu datang nggak, Tik?”
“ Insya Allah aku datang. Memangnya kamu nggak datang?” tanyanya.
“ ya… tergantung “
“ maksud you?” Tika menunjukkan gaya inggrisnya.
“ tergantung ada teman atau nggak kesananya”

Hari ini ku rasa jam pelajaran merangkak nbegitu cepat. Bel pulangpun dah berbunyi. Hari ini Shella ada les, jadi aku harus tungguin Kak Andi. Kebetulan Kak Andi kalau pulang lewat depan sekolahku.

Duh!!! Kak Andi lama banget. Baru setelah 30 menit aku menunggu, dia baru menampakkan hidungnya.
“ Kamu lama tunggu saya ya? Tanya Kak Andi saat muncul dari mobilnya.
“ Nggak kok, barusan “ bohongku.
“ ya udah, ayo pulang!”ajaknya.” nggak ah, aku mau tungguin pacarku dulu” candaku.
“ tapi ini pacar kamu udah didepan mata” ucapnya tersenyum. Lelaki dengan postur tubuh tinggi itu kalau tersenyum sangat manis.
“tapi kayaknya aku nggak punya pacar deh, punyaku tunangan”
“ ya udah, ni tunangan kamu udah di depan mata”
“ ihh, GR banget sih “ kataku. Dia langsung menarik tanganku ke mobilnya. Ku menurut masuk di belakang. Sedangkan dia di depan, di sebelah sopir.
“ ayo pulang” ucapnya singkat.

Hari ini Kak Andi nggak kayak biasanya. Biasanya ia bilang mau main ke rumahku, tapi hari ini tidak.dia hanya basa-basi saja. Aku nggak enak kalau mau mengingatkan. Ah, biarlah mungkin dia capek.

* * *
Malam ini aku merasa sepi banget tanpa dia ataupun sahabatku, tanpa senyumnya, tanpa candanya, dan lainnya. Ku putuskan dari pada aku bengong di ruang keluarga ini lebih baik tidur. Ku beranjak, melangkahkan kakiku. Tapi baru beberapa langkah ku beranjak… semua lampu padam. Aku bingun. Aku takut gelap. Ku coba merayap mencari lilin, tapi tidak ada. Terpaksa ku merangkak dalam kegelapan. “awww…” jeritku dengan memejamkan mata saat ku rasa sebuah sentuhan di pundakku.
“ surprise…!” aku kenal suar itu, sobatku, Shella. Bersamaan dengan itu lampu kembali bersinar terang. Ku lihat di tangan Shella membawa kue tart. Oh ya! Aku lupa. Ini adalah hari ultahku.
“happy birth day, friend!” ucapnya. “ ayo tiup lilinnya, tapi tutup dulu mata kamu” lanjutnya. Tapi belum sempat aku tutup mata, sebuah tangan membekap mataku.
“Aduh! Lepas” rengekku. Dia melepaskan tangannya. Ternyata Kak Andi.
“ selamat ultah, Fin!” serunya. Aku tersenyum. Lalu ku tiup lilinnya. Terdengar suara tepuk tangan dari balik pintu ruang keluarga. Mama dan papa.
“ selamat ultah sayang!” seru mama dan papa serempak.
“ trims semua” ucapku.
“ oh ya, sayang mama dan papa pergi dulu ya,, soalnya ada rapat di kantor” ucap mama seraya menyerahkan kado untukku.
Aku bangga dengan mama dan papa, walaupun mereka sibuk, mereka tetap perhatian padaku.

Ku rayakan ultahku dengan my heart n my friend. Setelah puas kita berpesta ria, kita foto-foto. Tapi, sungguh ku tak menduga, saat ku membuka konsep foto di HP Shella, ku lihat di layar. Foto Kak Andi dan Shella. Mereka terlihat mesra, layaknya orang pacaran. Ku letakkan ponsel Shella n ku langsung berlari keluar rumah dengan membawa tangis. Awalnya Shella nggak tahu sebab-penyebab aku nangis, tapi setelah ia raih ponselnya dan melihatnya ia mengerti dan langsung mengejarku bersama Kak Andi.

Ku lihat Kak Andi dan Shella masih jauh dariku. Tapi lama-lama mereka sudah dapat mengejarku. Mereka sudah teppat di belakangku.
“ Fin, please! Dengerin aku! Ku mau jelasin ke kamu” teriaknya. Mereka semakin dekat denganku.
“ sudahlah aku nggak perlu penjelasan. Semuanya udah jelas!” ketusku dengan terus berlari. Aku semakin cepat, tapi tangan mereka lebih cepat menangkis tanganku untuk berhenti. Kak Andi memegang tangan kananku sedangkan Shella memegang tangan kiriku.
“ lepaskan!” perintahku. Ku tarik tanganku, tapi tangan mereka lebih kuat memegang tanganku. Ku tarik tanganku lebih kuat dan ternyata mereka tak tahu kalau aku akan lakukan itu. Ku kibaskan tanganku dan mereka tak dapat mengendalikan diri. Mereka terpental di jalan raya. Ku lihat dari arah timur, sebuah bus hendak mendekat dengan mereka, hanya beberapa meter. Ku tak bisa membayangkan. Kak Andi mendorong Shella. Dia terbentur kepala bus. Ia terpental diringgir jalan. Darah mengalir deras dari kepalanya. Aku menghambur kearahnya. Aku memeluknya. Ku rasa ada sesuatu yang jatuh dari sakunya. Ku ambil. Sebuah buku deary. Ku baca lembar demi lembar.
Fina, ku sayang kamu, Fin. Aku tak ‘kan menduakan kamu. Aku rela mati dalam tanganmu. Oh ya, Fin, aku belum cerita ma kamu, aku mempunyai saudara kembar, namanya Dika. Aku harap kamu jangan heran jika kamu melihat orang yang mirip denganku. Ku beritahukan padamu kalau aku masih panjang umur. Tapi jika Allah cepat memanggilku , ku harap kamu membaca ini.

“ maafkan aku kak…” aku menangis dan terus memeluknya di pinggir jalan. Ia menghempaskan nafas terakhirnya. Aku menangis histeris. Aku sangat menyesal.
Inilah kado pahitku dari kesalahanku sendiri. Aku telah membunuh orang yang aku cintai.